Di awal pandemi, pemerintah menerapkan prinsip memprioritaskan kesehatan dan keselamatan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan mempertimbangkan tumbuh kembang anak dan hak anak selama pandemi. Kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas secara bertahap mulai dilakukan untuk kembali meningkatkan kualitas belajar agar lebih maksimal dan lebih terukur hasilnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka pada zona hijau tidak bisa langsung dilakukan secara normal. Pada masa transisi seperti sekarang ini, pembelajaran tatap muka kapasitasnya dibagi menjadi 50% dari kapasitas normal. Siswa yang masuk ke sekolah, dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi 1 kapasitasnya 50% dari jumlah siswa, begitupun untuk sesi 2. Hal ini, dikarenakan agar siswa dapat jaga jarak selama di sekolah dan tidak menimbulkan kerumunan di lingkungan sekolah.
Dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka di masa transisi new normal, orang tua atau wali murid tetap dilibatkan untuk menentukan sistem pembelajaran yang diinginkan, baik mengikuti pembelajaran secara daring ataupun pembelajaran secara tatap muka.
Para guru untuk tidak mengejar ketertinggalan materi sekaligus di awal saat pelaksanaan PTM terbatas. Ia mengatakan, di awal pembukaan sekolah, guru diimbau untuk membangun karakter dan kesenangan anak akan sekolah, agar mentalnya siap. Secara psikologis, diberi motivasi tentang kesehatan dan dipastikan anak-anak kita mematuhi protokol kesehatan. Ketika anak-anak di sekolah, akan lebih mudah dikontrol karena sehari hanya empat jam waktu pembelajaran dan jumlahnya sedikit.
Agar tidak sampai terjadi diskriminasi pada anak yang masih memilih untuk belajar dari rumah. Baik terkait materi pelajaran ataupun dalam pemberian nilai. Materi yang diberikan sesuai dengan kondisi anak. Karena pemahamannya pasti akan berbeda antara siswa yang masuk sekolah dengan siswa yang masih belajar dari rumah.
Kepala sekolah mengatur pembelajaran di sekolah dengan baik. Saat PTM terbatas berlangsung, siswa cukup diberikan materi-materi yang esensial. Apalagi lanjutnya, sebagian besar waktu belajar siswa adalah di rumah. Dikarenakan seminggu hanya satu hari masuk sekolah, dan empat harinya di rumah. Bagi siswa yang belum bisa belajar di sekolah, tidak berkecil hati karena mendapatkan perlakuan yang sama.
Kami juga melaksanakan hybrid learning di samping PTM terbatas, yang artinya semua sekolah tetap harus melaksanakan PJJ. Banyak masukan perihal singkatnya waktu untuk PTMT ini yang hanya 2 jam per sesinya, apalagi untuk terapi anak berkebutuhan khusus, dikarenakan kita melakukan secara bertahap. PTMT akan ditingkatkan tergantung kondisi Covid 19 di lingkungan sekolah.
Di samping itu, pada masa transisi semua siswa diwajibkan menggunakan masker medis 3 lapis atau masker kn95 bagi siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Selain menggunakan masker 3 lapis yang dianjurkan pemerintah, siswa juga tidak lupa untuk mencuci tangan saat memasuki kawasan sekolah, di cek suhu tubuhnya, dan tidak lupa juga untuk tidak berkerumun dan selalu menjaga jarak selama berada di sekolah sesuai protokol kesehatan.
Pada saat di sekolah semua siswa wajib membawa peralatan sekolah sendiri dan tidak menyimpannya di kelas. Berikut peralatan yang wajib dibawa oleh siswa meliputi buku pembelajran, alat tulis, handsanitizer, air minum pada botol yang terdapat sedotannya, dan juga media pembelajaran yang disediakan masing-masing oleh siswa. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling tukar menukar peralatan apapun. Siswa tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan makan pada saat pembelajaran tatap muka. Sebelum masuk siswa melakukan screening untuk mengecek keadaan siswa sebelum masuk ke dalam kelas. Bagi siswa yang datang ke sekolah dalam keadaan flu atau batuk, dianjurkan untuk siswa tersebut beristirahat terlebih dahulu pada ruang isolasi yang sudah disediakan oleh sekolah sebelum dijemput oleh orang tua untuk pulang kembali ke rumahnya.
Siswa sangat antusias dan senang sekali dengan adanya pembelajaran tatap muka terbatas ini, walaupun tidak semuanya bisa masuk mengikuti pembelajaran dan tidak sepenuhnya bisa bertemu kembali dengan teman-temannya. Banyak siswa yang terobati rasa rindunya dengan adanya pembelajaran tatap muka, walaupun siswa harus menjaga jarak.
Selama pembelajaran tatap muka, kreatifitas guru sangat berperan penting. Mulai dari metode pembelajaran dan juga media yang akan di gunakan pada saat pembelajaran, dengan waktu yang singkat guru membuat media pembelajaran sekreatif mungkin agar pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan, terutama untuk sekolah dasar. Dengan waktu pertemuan yang singkat, diharapkan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan siswa menjadi lebih aktif selama pembelajaran.
Pada saat pembelajaran berlangsung guru mengajak siswa untuk lebih aktif bertanya dan berdiskusi. Agar pembelajaran lebih hidup, menarik dan mudah untuk dipahami oleh siswa. Sebelum pembelajaran berlangsung siswa diajak untuk melakukan ice breaking agar siswa lebih bersemangat dan fokus kembali terutama bagi siswa yang datang pada sesi ke dua. Dan juga pada sesi kedua guru bertemu dengan siswa yang belum berkenan untuk melakukan pembelajaran tatap muka melalui zoom. Diharapkan dengan terlaksananya pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) ini, siswa dan guru dapat menciptakan suasana belajar dan mengajar yang nyaman, menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang bersedia untuk belajar langsung disekolah. Serta tidak lupa untuk memperhatikan siswa yang masih melakukan pembelajaran jarak jauh.