Pengumuman Masuk & Pengambilan Seragam SMP
June 29, 2018
PRESTASI SISWA SD LAB SCHOOL FIP UMJ
August 14, 2018
Show all

Sekolah Dasar Islam Berkemajuan

Foto Iman Ni'matullah.

Mohon maaf, saya agak berbeda memaknai diskursus yang sedang berkembang tentang frase Islam Nusantara (IN), Islam Berkemajuan (IB), dan Islam Terpadu (IT). Bagi saya frase itu dimaknai hanya sebagai positioning dan diferensiasi gerakan dakwah. Bukan ideologi apalagi sekte baru.

IN yang diusung oleh kalangan Nahdliyyin mesti dimaknai positif sebagai pola dakwah yang mengedepankan akulturasi atas kearifan budaya lokal. Adapun terkait ibadah dan hukum agama tetap merujuk pada fiqh syafi’i, terkait i’tiqad merujuk pada konsep Imam Al-Asy’ari. Bila kemudian oleh kalangan liberalis dan diabolis IN disimpangkan ke hal yang negatif, ya memang begitu kelakuan mereka, semua agama berpotensi dirusak oleh dua jenis manusia ini. Sehingga, memahami IN dari racauan kaum Liberalis dan Diabolis akan membuat kita missunderstanding terhadap sisi positif frase Islam Nusantara.

Sementara Islam Berkemajuan diusung oleh Persyarikatan Muhammadiyah. IB bagi kader Kyai Ahmad Dahlan dimaknai sebagai komitmen gerakan. Memadukan antara teknologi, metode dakwah, dan cara berfikir tentang kemanusiaan. Beraksi nyata tanpa banyak wacana. Senyap tapi konkrit memenuhi hajat hidup ummat : pendidikan dan kesehatan. Karena tak disalahgunakan oleh kalangan Liberalis dan Diabolis, frase Islam Berkemajuan tak banyak menghadirkan kontroversi.

Islam Terpadu lebih banyak diarahkan kepada komunitas Tarbiyah yang mengusung konsep Islam Kaaffah. Bagi mereka Islam tak hanya bidang aqidah dan ibadah saja, tapi juga harus maujud pada bidang politik, ekonomi, hukum, dan seluruh aspek kehidupan. Mereka memulainya dengan mendirikan Sekolah Islam Terpadu. Saat ini lebih dari 2300 sekolah Islam Terpadu di Indonesia. Tapi, karena banyak anak bawang di kalangan yang dilabeli frasa IT ini, banyak orang yang sebal karena melihat mereka seperti Islam Politik yang doyan share hoax dan berisik.

Posisi saya dimana? Jelas saya akan mengambil semua sisi positifnya. Bagi saya, semua itu hanya konsep gerakan dakwah. Di rumah dan perumahan siap memimpin tahlilan, di keluarga mendidik ala Tarbiyah, bergerak lebih berkemajuan.

Karena itu anak saya dititipkan di Sekolah Muhammadiyah, ikut Pandu Hizbul Wathan dan latihan Silat Tapak Suci. Saya percaya mereka akan dibentuk karakternya sebagaimana Kemendikbud mempercayai sekolah ini sebagai Piloting Pendidikan Karakter. Agar kelak saat mereka dewasa mau mewakafkan diri dan asset mereka untuk ummat seperti yang dulu dan kini dilakukan oleh kader Muhammadiyah.

 

Penulis: Iman Ni’matullah (Ayah Agnina Zahra Imani kelas 5.1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.